Pasca ‘Ambil 2 Ruangan khusus’ untuk Berkantor, Wakil Walikota Medan Diduga Intervensi Tunjuk dan Usir Pengelola Lama Parkir RS Pirngadi

 

MATACAKRA.COM, MEDAN \||/ SUMATERA UTARA – Wakil Walikota Medan Zakiyuddin Harahap diduga mengintervensi pengelolaan parkir di RS Pirngadi Medan. Pasalnya kabar ini begitu masif beredar di kalangan dalam rumah sakit apalagi pasca diketahui baru-baru ini, Wakil Walikota Medan Zakiyuddin Harahap ‘mengambil’ 2 Ruangan khusus disekitar blok ruangan Anggrek untuk tempat Berkantor seperti biasanya setiap hari.

 

“Memang baru-baru ini, Wakil Walikota Medan Zakiyuddin Harahap ‘mengambil’ 2 Ruangan khusus disekitar blok ruangan Anggrek untuk tempat Berkantor, kemudian merubah tampilan luar dan tampilan dekorasi bagian dalam untuk kedua ruangan tersebut,” ucap salah seorang pegawai yang tidak ingin disebutkan namanya kepada wartawan ketika diminta keterangan belum lama ini.

Soal intervensi Wakil Walikota Medan yang biasa disebut Wawa mulai mencuat ketika kontrak kerjasama pengelolaan parkir akan habis masanya. Pengelola lama, CV Gabmora mengajukan kembali permohonan perpanjangan kerjasama ke Direktur RS Pirngadi.

 

“Kontrak habis tanggal 30 April 2025, sehingga kita mengajukan permohonan perpanjangan pada 11 Maret 2025,” kata B boru Hutasoit mewakili CV Gabmora, pekan lalu.

 

Saat itu, ia mulai mendengar informasi adanya keterlibatan Wawa dalam mengatur pengelolaan parkir. “Pejabat rumah sakit yang bilang, ” katanya.

 

Pejabat itu melalui pesan singkat WA menulis,”sudah dihunjuk wawa kak, cv samaru semesta mengelola”.

 

Hal ini semakin menguat ketika seorang kerabatnya menemui Direktur RS Pirngadi, dr Suhartono. Kepada kerabatnya, dr Suhartono blak-blakan mengatakan kalau pengelola lahan parkir telah ditunjuk Wawa.

Karenanya, saat perusahaannya diminta untuk presentasi pengajuan perpanjangan, B Boru Hutasoit mengaku tak lagi tertarik. Ia menganggap presentasi itu hanya formalitas karena perusahaan pengelola parkir sudah ditetapkan.

 

“Buat apa kita ikut presentasi kalau sudah ada pengelolanya, kan buang-buang waktu saja?,” katanya.

 

Karena sudah pasrah tidak akan mungkin lagi bisa mengelola parkir, ibu dua anak ini pun mulai mengangkat satu persatu alat kerja. Hingga akhirnya di tanggal 30 April 2025 malam sekira pukul 22.00 WIB, datang serombongan pria bersama staf Humas RS Pirngadi, Golden ke lokasi parkirnya.

 

Mereka mendesak agar CV Gabmora segera angkat kaki seolah terkesan ‘mengusir secara paksa’, karena telah ada pengelola yang baru. Hal ini menimbulkan keributan karena B Boru Hutasoit menolak karena belum pukul 24.00 WIB.

Kepada media ini, Kabag Humas RS Pirngadi, Gibson Girsang mengatakan hal itu salah paham semata. “Tidak ada pengusiran kita hanya menyampaikan pemberitahuan,” katanya, Rabu (7/5/2025).

 

Sementara Golden Purba, Staf Humas mengaku ia datang malam itu atas perintah Direktur RS. “Sebelumnya tanggal 29 April saya sudah sampaikan surat pemberitahuan tetapi ditolak,” aku Golden.

 

Kemudian tanggal 30 April sore ia kembali ingin menemui B Boru Hutasoit, namun tidak berada di tempat. “Malam itu baru ada, makanya kami sampai surat pemberitahuannya,” ujarnya lagi.

 

Ia juga mengatakan tidak ada maksud mengusir, namun sekedar menyampaikan pemberitahuan, karena pada pukul 24.00 WIB, mereka harus memastikan siapa yang bertanggungjawab atas parkir.

 

“Kalau ada sesuatu terjadi di pukul 24.00 WIB, tentu menjadi tanggungjawab kami, karenanya kami ingin pastikan seluruh kendaraan aman saat itu,” tambah Gibson.

 

Menanggapi pernyataan Golden, B Boru Hutasoit mengaku sama sekali tidak pernah menerima surat pemberitahuan dari Golden.

 

Menurutnya yang mengantar surat itu sekuriti bukan Golden, namun ditolaknya karena ia minta agar dibuatkan surat serah terima.

 

“Tidak benar tanggal 29 dia menemui saya, tetapi pada tanggal 30 malam pukul 22.00 WIB, Golden memerintahkan anggota parkir menghubungi saya agar segera datang,” ujarnya.

 

Karena beberapa kali ditelpon anggotanya, B Boru Hutasoit pun akhirnya datang walau dalam keadaan kurang sehat. Begitu sampai ia diminta oleh Golden untuk segera mengosongkan lokasi parkir.

 

“Yang saya herankan kenapa harus malam-malam ia minta saya datang, padahal sejak pagi sampai jam 7 malam saya ada di lokasi,” tambahnya.

 

Malam itu juga ia kembali meminta agar dibuatkan surat serah terima bukan hanya surat pemberitahuan. “Sebelumnya kepada sekuriti yang membawa surat pemberitahuan juga sudah saya sampaikan agar pihak rumah sakit membuat surat serah terima,” tandas ibu dua anak ini.

 

Menurutnya, surat serah terima penting agar kedua pihak, yakni CV Gabmora dan RS Pirngadi sama-sama memiliki sepemahaman hal-hal yang akan diserahterimakan pada pukul 24.00 WIB.

 

“Kita ingin keluar baik-baik, makanya semua harus tertulis saat serah terima, tapi nyatanya jadi keributan,” katanya lagi.

 

Ia juga mengaku tidak mengenal pengelola baru, sehingga seharusnya yang menemuinya adalah pihak rumah sakit. “Kami kan tidak ada hubungannya dengan mereka CV Samaru Semesta, kenapa mereka beramai-ramai puluhan orang datang ribut-ribut,” tutupnya. (Red/Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *